Salah satu syarat terjalinnya hubungan baik dalam interaksi keseharian
manusia adalah adanya komunikasi. Sebagai sarana pertukaran informasi
berupa pesan, ide, atau gagasan, komunikasi hendaknya dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak yang bersangkutan. Komunikasi dibagi menjadi dua
jenis utama, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Jika komunikasi
verbal dilakukan secara lisan atau oral, komunikasi nonverbal adalah
langgam komunikasi melalui gerak tubuh dan ekspresi.
Dibandingkan dengan komunikasi verbal, komunikasi nonverbal sebenarnya dapat lebih menjamin bahwa ide yang disampaikan seseorang adalah benar karena bahasa nonverbal adalah natural. Setiap orang secara spontan, biasanya tidak dapat memilih, menunjukkan sikap nonverbal sebagai respons atas perasaan sesungguhnya, bahkan saat ia terdiam. Dapat dikatakan bahwa bahasa nonverbal memegang peranan penting dalam terciptanya komunikasi yang baik yang dapat menghubungkan Anda dengan seseorang yang lain dan menciptakan hubungan yang berkualitas pula.
Seseorang yang memahami bahasa verbal akan mengetahui jika cara Anda mendengar, bergerak, dan bereaksi adalah sesuai dengan apa yang Anda katakana, sehingga akan membuat lawan bicara Anda menaruh kepercayaan dan kenyamanan untuk saling terbuka. Sebaliknya, jika bahasa nonverbal dan verbal Anda berlawanan, hal ini akan berdampak pada ketidakpercayaan dan kekecewaan. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk menjadi komunikator baik yang peka terhadap bahasa nonverbal diri sendiri dan orang lain.
Apa saja manfaat komunikasi nonverbal? Menurut Edward G. Wertheim dalam makalahnya “The Importance of Effective Communication”, bahasa nonverbal berperan sebagai 1) repetisi, yaitu bahasa ini dapat mengulang pesan yang diungkap secara verbal, 2) kontradiksi, yaitu dapat menjadi pertentangan dari apa yang seseorang sampaikan, 3) subsitusi, yaitu sebagai pengganti pesan verbal, 4) pelengkap, yaitu melengkapi pesan verbal yang tidak sempurna, dan 5) aksen, yaitu sebagai aksen atau penekan dari pesan verbal. Sebagai tambahan, Michael Argyle dalam bukunya Bodyly Communication mengidentifikasikan lima fungsi utama dari bahasa nonverbal, yaitu mengekpresikan emosi, mengomunikasikan hubungan interpersonal, mendukung interaksi verbal, merefleksikan kepribadian, menunjukkan ritual tertentu.
Bahasa nonverbal secara garis besar terdiri atas ekspresi wajah, gerak tubuh dan postur, kontak mata, sentuhan, jarak, dan suara. Ekspresi wajah sangatlah natural dan ekpresif, atau dikenal dengan mikroekspresi, di mana respons tanpa sadar kadang sering muncul sesuai perasaan seseorang. Gerak tubuh dan gestur yang meliputi cara seseorang duduk, berdiri, berjalan, dan meletakkan tangan dapat menjadi indikator atas penilaian dan perasaan seseorang terhadap diri Anda, begitupun dengan kontak mata. Sentuhan ketika bersalaman, memeluk, atau menepuk tidak dipungkiri dapat menyampaikan karakter seseorang, dan kualitas hubungan mereka dengan Anda. Jarak yang Anda ciptakan ketika berkomunikasi dengan orang lain pun menentukan perasaan Anda kepada orang tersebut, sedangkan suara dapat menggambarkan apakah lawan bicara Anda tengah senang, marah, atau sedih.
Jika kemampuan menjadi komunikator verbal yang baik dapat ditingkatkan
dengan menjadi pendengar yang baik, tingkatkan kemampuan menjadi
komunikator nonverbal yang baik dengan menjadi pemerhati yang baik.
Pahami bahasa tubuh orang lain, ekpresi wajahnya, dan intonasi suaranya.
Peduli pada perasaaan dan bahasa tubuh sendiri juga penting. Kenali
apakah selama ini Anda pun sering menyinkronkan bahasa verbal dan
nonverbal atau sebaliknya; berlawanan. Kepercayaan terhadap insting
sendiri pun berkaitan dengan kemampuan memahami bahasa nonverbal. Jika
Anda merasa lawan bicara Anda tidak jujur, mungkin saja Anda benar.
Memahami bahasa nonverbal pada akhirnya dapat membantu seseorang menjadi
lawan bicara yang baik serta mewujudkan hubungan antarsesama yang lebih
berkualitas.
